Solo Meika – Kamis 28 April 2022, cuaca di Solo Baru agak mendung. Pria kelahiran 1988 ini, dengan cekatan mengatur parkir motor diarea parkir Bank BCA. Sopan, ramah dan tidak nampak lelah melihat prilaku pengendara motor pada umumnya.
Ayah dari seorang putri, hobi sepak bola ini. Setiap hari menempuh perjalan dari Suharjo ke Solo sekitar 20 menit dengan mengendarai motor.
Joko, panggilan akrab ini. Minyimpan keahlian bidang Kriya, mebel kayu. Alumni lulusan 2005 – 2006 SMK Kriya Sahid Sukoharjo angkatan pertama. Seperti bola, begitu perjalan kehidupan Joko. Setelah lulus merantau ke Jakarata, pada sebauah mall di Jakarta Timur. Kembali ke kota asal dan belajar marketing pada sebuah Toko Kain. Dan Saat ini menjadi juru parkir dari sebuah perusahaan yang bergabung dengan Bank BCA.
Joko, satu diantara jutaan lulusan SMK yang kurang beruntung dalam arti menjalani kehidupan tidak sesuai dengan Kompetensi Kejuruan. Ada yang salah ? pasti. Bukan Joko yang salah, keadaan, bisa jadi pola Pendidikan Indonesia. Dahulu ada ST ( Sekolah Teknik, setingkat SMP ), pendikikan selanjutnya STM kini menjadi SMK
Kriya, Teknik Furnitur adalah kompetensi Kejuruan yang kurang diminati generasi melinial. Padahal Indonesia mempunyai sumbel alam hutan besar dan lebih dari 50% total daratan. Paru – paru dunia, minim tenaga ahli bidang kayu. Ironi dan memprihatinkan, memang
Joko ( bukan jokowi ) ini, walaupun dulu bercita cita menjadi pemain sepak bola profesional. Pada kenyataannya tetap kepingin jadi pengusaha mebel.
Pendidikan dasar tentang kayu dari SMK pun, ternyata masih tersimpan. Semoga kelak bermanfaat.
Dapatkan info terkini dengan : Bergabung Grup Telegram
Anda juga bisa mengikuti pada FaceBook | Twiiter | Instagram | kayuTV