Spesial Hari Buruh

Renungan Jum'at

PASARKAYU
INACRAFT
Islam
adalah agama yang sangat
memperhatikan hak asasi manusia,
takter kecuali
kepada
budak. Para sahabat yang pernah membantu Rosulullah SAW, baik budak
maupun orang merdeka,
mereka merasa puas
dengan sikap baik yang beliau berikan. Inilah
contoh yang bisa
dijadikan
pedoman muamalah antara
pimpinan dengan pekerjanya.
Ada beberapa
hadi
ts yang
menunjukkan Islam
menghargai terhadap hak
buruh atau pekerja.
Sebagian besar hadis
itu berbicara
tentang budak. Sehingga kita bisa menyimpulkan, bahwa jika budak saja
diperlakukan terhormat oleh Islam, tentu pembantu dan buruh yang bukan budak,
posisinya jauh lebih terhormat.

Ada Tujuh Hak Buruh dalam
Islam
Yaitu:

Pertama:  Islam
memposisikan pembantu sebagaimana saudara majikannya. 
Nabi
Muhammad SAW.
bersabda:

إِخْوَانُكُمْخَوَلُكُمْ،جَعَلَهُمُاللهُتَحْتَأَيْدِيكُم                                                                                                                                          
           
“Saudara kalian
adalah budak kalian. Allah jadikan mereka dibawah kekuasaan
kalian.”

Kedua: Majikan tidak
boleh
memberikan tugas kepada pembantu melebihi kemampuannya.
Jikapun terpaksa
, sang majikan
harus
membantunya.
Seperti dalam hadis dikatakan:
“Janganlah
kalian membebani mereka (budak), dan jika kalian memberikan tugas kepada mereka,
bantulah mereka.” (HR. Bukhari)

Ketiga: Majikan
diwajibkan untuk memberikan
gaji pegawainya tepat waktu, tanpa dikurangi sedikit pun. Dari Abdullah bin Umar
radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَعْطُواالأَجِيرَأَجْرَهُقَبْلَأَنْيَجِفَّعَرَقُهُ
“Berikanlah upah
pegawai (buruh), sebelum keringatnyakering.” (HR. Ibn Majah
)

Keempat: Islam memberi
peringatan keras kepada para majikan yang men
dzalimi pembantu
atau pegawainya. Dalam hadis qudsi dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam meriwayatkan, bahwa Allah berfirman:

ثَلاَثَةٌأَنَاخَصْمُهُمْيَوْمَالْقِيَامَةِ…وَرَجُلٌاسْتَأْجَرَأَجِيرًافَاسْتَوْفَىمِنْهُوَلَمْيُعْطِأَجْرَهُ
“Ada tiga orang,
yang akan menjadi musuh-Ku pada hari kiamat: … orang yang mempekerjakan seorang
buruh, si buruh memenuhi tugasnya, namun dia tidak memberikan upahnya (yang
sesuai).” (HR. Bukhari dan Ibn
u Majah
)

Kelima:
Islam memotivasi para majikan agar meringankan beban
pegawai dan pembantunya. Dari Amr bin Huwairits,
Rosululloh SAW.
bersabda:

مَاخَفَّفْتَعَنْخَادِمِكَمِنْعَمَلِهِكَانَلَكَأَجْرًافِيمَوَازِينِكَ
“Keringanan yang
kamu berikan kepada budakmu, maka itu menjadi pahala di timbangan
amalmu.”
(HR. Ibn Hibban dalam shahihnya dan sanadnya
dinyatakan shahih oleh Syuaib al-Arnauth).

Keenam:  Islam
memotivasi agar para majikan dan atasan bersikap tawadhu yang berwibawa dengan
buruh dan pembantunya. Dari Abu Hurairah, Nabi
SAW.
bersabda:

 “Bukan
orang yang sombong, majikan yang makan bersama budaknya, mau mengendarai himar
(kendaraan kelas bawah) di pasar, mau mengikat kambing dan memerah susunya.” (HR. Bukhari
)

Ketujuh: Islam menekan
semaksiamal mungkin sikap kasar kepada bawahan. Seorang utusan Allah, yang
menguasai setengah dunia ketika itu, tidak pernah main tangan dengan bawahannya.
Aisyah menceritakan:

مَاضَرَبَرَسُولُاللهِشَيْئًاقَطُّبِيَدِهِوَلاَامْرَأَةًوَلاَخَادِمًا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
tidak pernah memukul dengan tangannya sedikit pun, tidak kepada wanita, tidak
pula budak.”
(HR. Muslim)


Muhammad SAW.
Dalam bersikap baik kepada
pembantunya, bukan hanya urusan duniawi, tetapi
juga urusan
akhirat. Beliau pernah memiliki seorang pemb
antu yang masih
remaja beragama Yahudi. Suatu ketika si Yahudi ini sakit keras. Nabi pun
menjenguknya dan memperhatikannya. Ketika merasa telah mendekati kematian,
Rosululloh SAW. menjenguknya
dan duduk di samping kepalanya. Beliau
mengajak
remaja tersebut  untuk
masuk Islam.
Remaja itu
langsung
melihat bapaknya, seolah ingin meminta pendapatnya. Si
bapak mengatakan: ‘Taati Abul Qosim (nama Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam).
’ Dia pun masuk Islam. Setelah itu ruhnya keluar.
Kemudia Nabi
SAW. meninggalkan
rumahnya dengan mengucapkan:

الْحَمْدُلِلَّهِالَّذِيأَنْقَذَهُمِنَالنَّارِ
“Segala puji
bagi Dzat Yang telah menyelamatkannya dari neraka.” (HR. Bukhari)


Demikianlah,
betapa indahnya adab yang diajarkan dalam Islam ketika bermuamalah
de
ngan pembantu.
Sayangnya, banyak kaum muslimin yang kurang memahami esensi ini, sehingga mereka
justru menutupi keindahan ajaran agamanya sendiri.
.((Aje79))..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

S A M